Sebagian orang memiliki kegemaran menyimpan barang-barang tertentu, seperti misalnya prangko, wadah penyimpanan makanan, tumblr, topi, sepatu, atau tas. Kegemaran yang dilakukan secara terorganisir dan rapi disebut dengan koleksi.
Namun, terdapat perbedaan antara kegemaran menyimpan barang dengan menimbun barang secara impulsif. Ketika Anda kesulitan membuang barang, bahkan saat benda tersebut tidak dibutuhkan dan Anda secara impulsif menimbunnya, Anda mungkin mengalami apa yang disebut sebagai hoarding disorder.
Apa Itu Hoarding Disorder
Hoarding disorder adalah sebuah gangguan di mana seseorang mengalami kesulitan terus-menerus untuk membuang benda yang telah ditimbunnya. Mereka percaya bahwa benda tersebut harus disimpan dan pikiran untuk membuang benda tersebut menimbulkan rasa stres.
Penimbunan benda ini tidak sama seperti koleksi benda. Penimbunan lebih seperti menumpuk benda begitu saja tanpa digunakan sehingga menyebabkan kekacauan yang menyebar di area penyimpanan atau hampir seluruh rumah. Gangguan ini bisa berdampak pada kehidupan dan memengaruhi fungsi sehari-hari.
Berbeda dengan mengoleksi barang, menurut American Psychiatric Association, hoarding disorder ditandai dengan tiga karakteristik utama, di antaranya:
- Kesulitan melepaskan benda yang disimpan
- Mengalami rasa setres ketika berusaha untuk melepaskan benda yang ditumpuk
- Keinginan menyimpan barang secara berlebihan
- Ketidakmampuan merapikan dan mengatur barang yang disimpan sehingga kekacauan tidak bisa dicegah
Baca Juga: Bucin Mungkin Disebabkan Oleh Gangguan Kepribadian
Tanda-Tanda Hoarding Disorder
Hoarding disorder mungkin berawal dari hal yang ringan kemudian semakin berkembang. Anda, bahkan menyembunyikan kebiasaan menimbun barang dari anggota keluarga atau sahabat.
Menurut para ahli, tanda-tanda hoarding disorder meliputi:
- Menyimpan terlalu banyak barang yang mungkin tidak dibutuhkan saat ini padahal tidak ada ruang untuk menyimpan barang tersebut
- Mengalami kesulitan yang berkelanjutan untuk memilah dan membuang barang-barang, terlepas dari nilai barang sebenarnya
- Merasa perlu menyimpan barang-barang dan mengalami setres atau gundah saat memikirkan membuang barang tersebut
- Barang menumpuk sampai ruangan tempat menyimpan barang tidak dapat digunakan sebagaimana mestinya
- Menghindari atau menunda keputusan penting
- Tidak bisa merencanakan dan menyusun barang dengan baik
- Selalu merasa bahwa barang tersebut unik dan akan dibutuhkan di kemudian hari
- Secara emosional terhubung pada barang yang disimpan, menimbulkan perasaan bahagia, atau membangkitkan kenangan atas barang tersebut
- Anda merasa aman dan nyaman saat dikerumuni barang yang disimpan
- Anda tidak ingin membuang satupun barang yang telah disimpan
Baca Juga: Ciri-Ciri Fisik Bila Mengalami Gangguan Kecemasan
Berbahayakah Memiliki Hoarding Disorder?
Seseorang mungkin mulai mengalami hoarding disorder di usia 15-19 tahun, di mana gangguan ini akan makin buruk seiring bertambahnya usia. Gangguan ini juga biasanya memburuk saat Anda merasakan pengalaman yang menyebabkan tekanan besar seperti kematian orang terkasih, perceraian atau perpisahan.
Tampak tidak berbahaya, hoarding disorder menyimpan risikonya tersendiri, di antaranya:
- Risiko jatuh karena ceceran barang di lantai
- Risiko terjebak di antara barang-barang yang ditimbun
- Pertikaian keluarga mengenai penumpukan barang yang terjadi di rumah
- Kesepian dan isolasi sosial
- Kondisi rumah yang kumuh dan kotor bisa meningkatkan risiko penyakit
- Risiko terjadinya kebakaran
- Kesulitan beraktivitas di dalam rumah
- Risiko berkembangnya kondisi mental lain seperti depresi, gangguan kecemasan, OCD, dan ADHD.
Anda perlu berkonsultasi dengan dokter bila menemukan tanda-tanda hoarding disorder. Konsultasi bisa dilakukan secara daring melalui aplikasi Ai Care dengan dokter berpengalaman.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Hanifa Rahma